Tsunami Telah Merenggut Nyawa Sahabatku

 

Tsunami Telah Merenggut Nyawa Sahabatku (24 Desember 2004)


Pagi itu mentari begitu cerah, tidak sedikit pun menunjukkan keanehan. Tiba-tiba bumi berguncang sangat hebat, gempa berskala 9,5 SR itu masih sangat jelas diingatanku. Lautan mengamuk, marah, dan memuntahkan ombak untuk memporak porandakan peradaban manusia ditanah rencong tercinta. Dengan nyata dan mata telanjang kulihat manusia berhamburan berlarian, anak-anak terpisah dari ibunya, suami terpisah dari istrinya, mereka berlari tak tentu arah. Dalam hati ku berkata, inikah kiamat?
Dalam seketika gelombang maha dasyat itu menyapu semua yg ada dihadapannya, tak terkecuali aku dan sahabat-sahabatku. Dengan mudahnya gelombang dahsyat menghempas dan menelan kami dengan ganasnya.
Kami terpontang panting tak tentu arah, sesekali air pekat hitam tersebut mengangkatku kepermukaan, saat itu tak ada yang kupikirkan lagi selain mengingat Allah dan menunggu datangnya ajal. Tak terpikirkan lagi bagaimana nasib ketiga sahabatku, apakah mereka selamat atau bernasib sama denganku. Namun, Allah berkendak lain, takdir kami berbeda. Allah menyelamatkanku dari amukan air laut, dan memanggil ketiga sahabatku untuk kembali kepadaNya. Masih jelas terasa luka hari itu, waktu tak akan mampu menyembuhkannya. Allah lebih sayang engkau sahabat-sahabatku.
Hari ini, hanya doa yg bisa aku hanturkan, semoga kalian bahagia di syurga. Aku yg masih diberikan kesempatan kedua untuk terus berada ditengah hiruk pikuknya dunia ini. Berharap bisa menjadi pribadi yg lebih baik, agar layak untuk berkumpul kembali bersama kalian.

Alfatihah untukmu wahai sahabatku, Mahyarni, Erika Fitri, Fida Yanti, dan sahabat-sahabatku yg lainnya. Semoga Allah melimpahkan berjuta kebahagian untuk  kalian.

Sumber: Gita Rosita, M.Pd

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Tsunami Telah Merenggut Nyawa Sahabatku"